Raden Adjeng Kartini
Perayaan Hari Kartini 2021 sudah dekat, untuk merayakan ada cara unik dimasa kini yaitu dengan memasang Twibbon Hari Kartini 2021 sebagai kampanye meramaikan hari kartini. Dan juga sobat harus tau lho siapa si sosok RA. Kartini berikut ulasanya.
Raden Adjeng Kartini berasal dari priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia adalah putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi Bupati Jepara tak lama setelah Kartini lahir. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan wanita utama. Ibunya adalah M.A. Ngasirah, putri Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. [2] Dari sisi ayahnya, line-up Kartini dapat ditelusuri ke Hamengkubuwana VI. Deretan Bupati Mati Sosroningrat bahkan bisa dilirik kembali di Keraton Agung Majapahit. Sejak Pangeran Dangirin menjadi Bupati Surabaya pada abad ke-18, nenek moyang Sosroningrat telah memegang banyak posisi penting di Pangreh Praja.
Baca Juga Twibbon Hari Bumi 2021, Gratis dan Mudah
Ayah Kartini awalnya adalah seorang wedana di Mayong. Pemerintahan kolonial pada saat itu mengharuskan seorang bupati untuk menikah dengan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah menikah, ayah Kartini diangkat sebagai bupati di Jepara, menggantikan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
sumber : https://www.beritawarganet.com |
Kartini adalah anak kandung dan anak tiri ke-5 dari 11 bersaudara. Dari semua saudara kandung, Kartini adalah putri sulung. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat sebagai bupati pada usia 25 tahun dan dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberikan pendidikan Barat kepada anak-anaknya. [2] Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang siswa bahasa. Hingga usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (European Lagere School). Di sini, Antara lain, Kartini belajar bahasa Belanda. Namun setelah usia 12 tahun, ia harus berdiam diri di rumah karena sudah bisa tersisih.
Nuzulul Quran Ramadhan 2021
Surat dari Kartini - Rosa Abendanon (fragmen)
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, ia mulai belajar di rumah sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang sangat mendukungnya. Dari buku, surat kabar, dan majalah Eropa, Kartini tertarik untuk mempromosikan pemikiran wanita Eropa. Ada keinginan untuk mempromosikan perempuan adat karena dia melihat bahwa perempuan pribumi berstatus sosial rendah.
Kartini membaca banyak surat kabar Semarang De Locomotief, yang dipromosikan oleh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang mengedarkan toko buku setelah berlangganan). Di antaranya majalah budaya dan sains yang sangat berat, ada juga majalah wanita Belanda De Hollandsche Lily. Kartini kemudian mengirim tulisannya beberapa kali dan diterbitkan di De Hollandsche Lily. Dari surat-suratnya, Kartini membaca apa pun dengan sengaja, sementara dia membuat catatan. Terkadang Kartini menyebutkan salah satu esai atau mengutip beberapa kalimat. Kekhawatirannya tidak hanya tentang emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial umum. Kartini menolak perjuangan perempuan untuk kebebasan, otonomi dan kesetaraan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku-buku yang dibaca Kartini sebelum usia 20 tahun, ada judul Max Havelaar dan Surat Cinta oleh Multatuli, yang pada November 1901 ia baca dua kali. Kemudian Louis Coperus' De Stille Kraacht (Kekuatan Supranatural). Kemudian dari karya Eeden yang berkualitas tinggi, karya Augusta de Witt yang berukuran sedang, romansa feminis Mrs. Goekoop de-Jong Van Beek dan romansa anti-perang Berta Von Suttner Die Waffen Nieder (Senjata Duduk). Semua orang berbicara bahasa Belanda.
Melalui orang tuanya, Kartini bertunangan dengan bupati Rembang, K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada 12 November 1903. Suaminya memahami dan mendukung keinginan Kartini dan Kartini untuk diberikan kebebasan untuk membangun sekolah perempuan di sisi timur gerbang kompleks perkantoran Kabupaten Rembang, atau di sebuah gedung yang sekarang digunakan sebagai gedung Pramuka.
Posting Komentar untuk " Raden Adjeng Kartini "